
Bulaksari, 04 Agustus 2024. Penumpukan limbah anorganik menjadi permasalahan serius di berbagai wilayah. Hal ini disebabkan oleh dampak yang dihasilkan dari limbah ini dapat berefek domino pada sektor-sektor di sekitarnya. Oleh karena itu, perlu adanya penanganan lebih lanjut terkait permasalahan ini sehingga mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Diponegoro (Undip) kembali membawa inovasi yang menginspirasi melalui program kerja yang berfokus pada pemanfaatan sampah anorganik dan pemberdayaan masyarakat. Salah satu program yang ditonjolkan adalah pengembangan sistem hidroponik dengan memanfaatkan botol bekas air minum merk 'Le Mineral', bersamaan dengan budidaya lele serta inovasi pengolahan hasil panen sawi hidroponik menjadi suplemen.
Pemanfaatan Sampah Anorganik 'Le Mineral' dalam Hidroponik
Dalam upaya mendukung program pemerintah terkait pengurangan sampah plastik, mahasiswa KKN Undip di Desa Bulaksari berinisiatif untuk mengubah limbah galon bekas 'Le Minerale' menjadi media tanam hidroponik. Program ini tidak hanya bertujuan mengurangi sampah anorganik yang mencemari lingkungan, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat. Galon-galon tersebut kemudian diubah menjadi wadah tanam sawi dengan sistem hidroponik. Warga dilatih untuk memanfaatkan ruang sempit di sekitar rumah mereka dengan menanam sawi di dalam gelas plastik bekas yang digantung secara vertikal. Dengan cara ini, lahan yang terbatas bisa dimanfaatkan secara optimal untuk menanam sayuran yang bernilai gizi tinggi. Sistem ini menggunakan konsep sirkulasi air yang efisien, di mana nutrisi yang dibutuhkan tanaman dicampur dalam air yang kemudian disirkulasikan melalui pipa yang menghubungkan setiap botol. Penggunaan limbah galon 'Le Minerale' sebagai wadah tanam dinilai efektif karena materialnya yang tahan lama dan mudah ditemukan.
Budidaya Lele sebagai Pendamping Hidroponik
Sebagai pelengkap dari sistem hidroponik, mahasiswa KKN juga memperkenalkan budidaya lele yang dilakukan secara bersamaan. Budidaya ini menggunakan sistem akuaponik, di mana air yang mengandung limbah dari kolam lele digunakan sebagai nutrisi untuk tanaman hidroponik. Sistem ini menciptakan siklus alami yang saling menguntungkan: limbah dari ikan lele menjadi nutrisi untuk tanaman, dan tanaman berfungsi sebagai filter alami yang menjaga kualitas air bagi lele. Lele yang dibudidayakan menjadi sumber protein bagi warga desa, sedangkan sayuran sawi yang dihasilkan dari hidroponik memberikan asupan vitamin yang penting. Selain itu, kombinasi budidaya ini memungkinkan masyarakat untuk menghasilkan dua jenis produk pangan secara simultan dengan memanfaatkan sumber daya yang minim.
Pengolahan Hasil Panen Sawi Hidroponik menjadi Suplemen
Tidak berhenti sampai di sana, mahasiswa KKN Undip juga mengembangkan inovasi dalam pengolahan hasil panen sawi hidroponik menjadi suplemen kesehatan. Sawi yang ditanam secara hidroponik diproses menjadi suplemen berbentuk kapsul yang mudah dikonsumsi dan memiliki manfaat kesehatan yang signifikan. Proses pengolahan ini melibatkan pengeringan daun sawi dengan teknik tertentu untuk mempertahankan kandungan nutrisinya, seperti vitamin C, vitamin K, dan antioksidan. Setelah itu, daun sawi kering dihaluskan dan dimasukkan ke dalam kapsul. Suplemen ini diharapkan dapat menjadi produk unggulan desa yang memiliki nilai jual tinggi dan dapat dipasarkan secara lebih luas.
Respon Masyarakat dan Dampak Jangka Panjang
Program ini mendapatkan respon yang sangat positif dari masyarakat Desa Bulaksari. Banyak warga yang awalnya ragu dengan metode ini, namun setelah melihat hasil nyata dan potensi ekonominya, mereka mulai antusias untuk mengikuti pelatihan dan mencoba sistem hidroponik serta budidaya lele di rumah mereka masing-masing. Dalam jangka panjang, program ini diharapkan tidak hanya membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui diversifikasi sumber pendapatan, tetapi juga mengedukasi warga tentang pentingnya menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah plastik. Lebih dari itu, inovasi ini menjadi bukti bahwa mahasiswa memiliki peran penting dalam memberikan solusi kreatif dan aplikatif untuk masalah yang dihadapi masyarakat.
Program kerja KKN Undip di Desa Bulaksari yang mengintegrasikan hidroponik dengan budidaya lele dan pengolahan sawi menjadi suplemen kesehatan menunjukkan bagaimana sampah anorganik bisa diubah menjadi sumber daya berharga. Dengan melibatkan masyarakat secara aktif, program ini tidak hanya memberikan manfaat jangka pendek tetapi juga berpotensi menciptakan perubahan positif yang berkelanjutan dalam pengelolaan lingkungan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
KKN TIM II UNDIP 2024